Bupati Solok Menjunjung Tinggi Kepemimpinan Pangulu Berlandaskan Falsafah Alua Jo Patuik di Ranah Solok Nan Indah

 

PNews | Solok (SUMBAR)--- Di hamparan hijau Ranah Solok Nan Indah, masyarakatnya hidup dalam naungan adat yang berpijak pada falsafah “Alua jo Patuik” sebuah pedoman hidup yang mengajarkan bahwa setiap langkah harus ditempuh menurut alurnya dan dilakukan dengan cara yang patut. Nilai luhur ini menjadi dasar tatanan sosial dan pemerintahan di Kabupaten Solok, menuntun masyarakat untuk selalu menjaga harmoni, sopan santun, dan keseimbangan antara aturan dan kepantasan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjunjung tinggi falsafah itu, Bupati Solok, Jon Firman Pandu, SH, memperlihatkan wujud nyata komitmennya dalam menjaga kelestarian adat dan memperkuat kepemimpinan masyarakat adat di bawah pangulu dengan menghadiri acara Batagak Gala Sako Datuak Pangulu Kaum Suku Koto di Nagari Saniang Baka, Sabtu (18/10/2025).

Dalam prosesi adat yang khidmat dan penuh makna tersebut, Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K)., Subsp.O.T.B resmi dikukuhkan sebagai Datuak Bagindo Nan Kuniang, pemangku adat baru kaum Suku Koto yang akan memimpin, membimbing, serta memayungi anak kemenakan di nagari tersebut.

Acara Batagak Gala Sako Datuak Pangulu ini menjadi simbol regenerasi kepemimpinan adat yang berlandaskan kearifan lokal dan nilai moral masyarakat Minangkabau. Seorang pangulu tidak hanya menjadi pemimpin kaum, tetapi juga pelindung marwah, penegak keseimbangan sosial, serta panutan dalam menegakkan prinsip hidup berdasarkan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Secara pribadi, Bupati Jon Firman Pandu menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas lestarinya adat dan budaya di tengah masyarakat Solok. Ia menegaskan bahwa sistem kepemimpinan adat merupakan fondasi penting dalam memperkuat ketertiban sosial dan menjaga harmoni di tengah kehidupan masyarakat modern.

“Batagak gala bukan sekadar acara seremonial, tetapi simbol pengakuan terhadap kepemimpinan sejati. Pangulu adalah pelindung kaum, pembimbing anak kemenakan, dan penjaga marwah nagari. Dalam kepemimpinan adat, semuanya dijalankan sesuai alua jo patuik, berimbang antara adat, akal, dan hati nurani,” ujar Bupati.

Bupati menegaskan bahwa falsafah “Alua jo Patuik” merupakan panduan moral yang mengajarkan setiap pemimpin dan masyarakat untuk bertindak sesuai aturan, sopan santun, dan kebijaksanaan. Prinsip ini menjadi landasan penting dalam membangun pemerintahan yang beradat, berakhlak, dan berkeadaban di Kabupaten Solok.

“Pemerintah Kabupaten Solok berkomitmen membangun daerah dengan berlandaskan nilai alua jo patuik. Artinya, setiap kebijakan harus ditempatkan pada alur yang benar, dijalankan dengan cara yang patut, serta memberi manfaat bagi masyarakat. Di sinilah letak kekuatan budaya dan kebijaksanaan lokal Solok,” tegasnya.

Bupati juga mengucapkan selamat kepada Datuak Bagindo Nan Kuniang, seraya berharap agar beliau dapat menjalankan amanah dengan arif dan bijaksana.

“Selamat kepada Datuak Bagindo Nan Kuniang. Semoga beliau selalu memegang teguh pesan adat: anak dipangku, kamanakan dibimbing, urang kampuang dipatenggangkan. Itulah hakikat kepemimpinan adat yang menjadi ruh kehidupan di Ranah Solok,” ungkap Bupati.

Acara adat yang berlangsung penuh khidmat dan kehangatan itu turut dihadiri oleh tokoh masyarakat, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, serta masyarakat Nagari Saniang Baka. Suasana kebersamaan yang diiringi talempong dan salawat adat menambah kesakralan prosesi dan menegaskan bahwa budaya Minangkabau masih hidup dengan kuat di tengah masyarakat Kabupaten Solok.

Melalui kehadiran Bupati dalam acara ini, tergambar jelas bahwa Pemerintah Kabupaten Solok tidak hanya membangun dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi budaya dan moral. Nilai “Alua jo Patuik” menjadi jiwa yang menuntun arah pembangunan dan memperkokoh kepemimpinan masyarakat adat di bawah pangulu, menuju Ranah Solok Nan Indah yang beradat, berbudaya, dan berkepribadian luhur.

#Rinal