Breaking News

Ekspedisi Batang Hari 2023, Sungai Merupakan Jalur Utama Memiliki Peran Penting dalam Kehidupan Masyarakat

PNews | Dharmasraya (SUMBAR)--- Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang diwakili oleh Sekda Dharmasraya, Adlisman membuka secara resmi Ekspedisi Sungai Batanghari. Pembukaan ini dilaksanakan di Bataran Sungai Batanghari, Dermaga Jembatan Sungai Dareh,Kamis, 27/07/23.

Acara ini dihadiri oleh Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Provinsi Jambi, Perwakilan dan Kabupaten Seiliran Batanghari Provinsi Jambi, Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, Forkopimda,  dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Sekda mengucapkan terima kasih kepada Direktur Perfileman, music dan media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang telah berkenan hadir beserta rombongan dalam kegiatan ekspedisi Sungai Batanghari. Dengan titik awalnya di Kabupaten Dharmasraya.

“Kabupaten Dharmasraya penduduknya multi etnis terdiri dari berbagai suku, ada Minang, Sunda, Jawa dan Batak. Dengan keragaman suku yang dimiliki ini menjadikan Kabupaten Dharmasraya memiliki berbagai corak budaya yang berasal dari masing-masing suku tersebut,” kata Sekda.

Disamping itu, Kabupaten Dharmasraya juga memiliki warisan budaya dan sejarah masa lalu yang masih ada sampai saat ini. Pada masa lalu daerah sehiliran Sungai Batanghari merupakan jalur utama yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.

Di sehiliran Sungai ini, pernah berdiri Kerajaan Malayu Dharmasraya yang memiliki kekuasaan sampai ke wilayah Asia Tenggara. Dan memiliki kaitan dengan sejarah besar nusantara. Dimana bukti peninggalan kerajaan besar tersebut masih ada sampai saat ini. 

“Beberapa warisan sejarah masa lalu tersebut seperti Candi Padang Roco, Candi Pulau Sawah, Candi Awang Maombiak dan Situs Rambahan Bukik Behalo. Untuk menjaga dan melestarikan keberadaan semua peninggalan sejarah tersebut, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya sudah menetapkan warisan tersebut sebagai Cagar Budaya,” terangnya lagi.

Dengan adanya UU nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, dan UU nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan memberikan paying hokum bagi kita dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah. 

“Pemerintah Kabupaten Dharmasraya sangat berkomitmen untuk melestarikan kebudayaan daerah yang ada. Sebagaimana visi daerah untuk memajukan Kabupaten Dharmasraya yang maju mandiri dan berbudaya. Upaya tersbeut kita wujudkan dalam program dan kegiatan yang ada di OPD yang menangani kebudayaan,” bebernya.

Diantara program prioritas bidang kebudayaan diantaranya adalah pelestarian adat, pelestarian dan pengembangan cagar budaya dan pembinaan pelestarian kesenian daerah. Untuk mendukung upaya pelestarian kebudayaan daerah, Direktorat Jenderal Keuadayaan Direktur Perfileman, Musuk dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melaksanakan kegiatan ekspedisi Sungai Batanghari dengan tema “Kenduri Swarnabhuni: Peradaban Sungai Batanghari Dulu, Kini, dan Nanti”.

Dan tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti penting sungai bagi kehidupan yang berkelanjutan melalui kebudayaan. Dimana ekspedisi ini sudah yang kedua kali diselenggarakan. 

Kata Sekda, kegiatan ekspedisi Sungai Batanghari diikuti oleh peneliti muda dan mahasiswa dari Universitas. Dimulai dari tanggal 27 Juli sampai dengan 9 Agustus 2023. Dari Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat dan berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

“Semoga dengan adanya kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari ini memberikan kontribusi yang positif terhadap pelestarian kebudayaan di Kabupaten Dharmasraya dan sehilir Sungai Batanghari,” harap Sekda.

Sementara menurut Kadis Pariwisata, Sutan Taufik mengatakan bahwa Ekspedisi Batanghari ini dimulai di Kabupaten Dharmasraya yang akan berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Melibatkan satu kabupaten di Provinsi Sumbar dan 11 Kabupaten di Jambi. Dengan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap arti sungai bagi kehidupan berkelanjutan, sebagai sumber kehidupan. 

“Pelaksanaan ini akan dikemas dengan berbagai kegiatan untuk melaksanakan kegiatan ekspedisi Batanghari. Untuk memeriahkan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka ekspedisi Sungai Batanghari,” pungkas Sutan Taufik.


Sementara itu Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi yg Di Wakili Oleh Drs,Siswanto,M.A menyebutkan semangat Ekspedisi Batanghari dan Kenduri Swarnabhumi ini adalah kembali kita kepada bukti sejarah bahwa sungai Batanghari merupakan penghubung budaya dan penghubung masyarakat masa lalu dan ini hasil penelitian sebagaimana diketahui bahwa jalan atau jalan raya munculnya pada abad ke 19,yang dulunya belum ada roda yang bermesin.


" Untuk itulah kita kembali melestarikannya. Kenapa kita melestarikan air dan lingkungannya, supaya jangan sampai alam dan lingkungannya menimbulkan bencana bagi kita. Inilah penghubung budaya dan sekarang penghubung ekonomi dan penghubung administrasi antara Sumatera Barat dan Jambi sampai hilirnya Tanjung Jabung Timur, " jelas Siswanto. 


Lanjutnya, kita hanya mengingatkan bersama-sama bukan dari Kemendikbud saja tapi seluruh elemen masyarakat, diharapkan hati kita, kegiatan kita, keseharian kita, rumah kita, kita hadapkan kepada sungai. 

"Artinya, pandangan kita, agar pelestarian alam sama-sama kita jaga, sesuai dengan tema kita, " Kemajuan Budaya dan Pelestarian Lingkungan DAS Batanghari," ucapnya.  

#Sosri/Egit 

Tidak ada komentar

"BOFET HARAPAN PERI"


Selamat datang... Semoga Anda Puas, Silahkan Share